PERANAN PUPUK : N, P, K BAGI TANAMAN
PERANAN PUPUK N, P, K BAGI TANAMAN
I.
PENDAHULUAN
Pupuk merupakan zat atau unsur hara yang
diberikan baik melalui daun maupun tanah dengan tujuan untuk menambah hara bagi
pertumbuhan tanaman dan dapat berupa berupa pupuk organik maupun pupuk
anorganik. Hara tanaman umumnya sering menjadi faktor pembatas bagi pertumbuhan
tanaman selain air dan kondisi agroklimat. Oleh karenanya petani sering menambahkan pupuk dengan tujuan untuk
menambah hara bagi tanaman (Atmaja, 2017).
Pemberian pupuk pada pertanian intensif
juga harus memperhatikan hukum penambahan hasil yang berkurang (The Law of
Determinishing Return) yang dapat diartikan bahwa apabila penggunaan pupuk
dalam jumlah besar meningkatkan hasil pertanian, sampai pada suatu kondisi
dimana penambahan pupuk tidak lagi mampu meningkatkan hasil pertanian seperti
sebelumnya (Munir, 2016)
Pertumbuhan
tanaman tidak hanya dikontrol oleh faktor dalam (internal), tetapi juga
ditentukan oleh faktor luar (eksternal). Salah satu faktor eksternal tersebut
adalah unsur hara esensial. Unsur hara esensial adalah unsur-unsur yang
diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Apabila unsur tersebut tidak tersedia bagi
tanaman, maka tanaman akan menunjukkan gejala kekurangan unsur tersebut dan
pertumbuhan tanaman akan terganggu. Berdasarkan jumlah yang diperlukan, kita
mengenal unsur hara makro dan mikro. Unsur hara makro diperlukan bagi tanaman
dalam jumlah yang lebih besar (0,5-3% berat tubuh tanaman). Sedangkan unsur
hara mikro diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang relatif kecil (beberapa
ppm/ part per-million dari berat keringnya).
Unsur hara makro adalah
unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak, yaitu Nitrogen (N),
Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S). Unsur
mikro dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang sedikit,
tetapi harus selalu tersedia dalam jaringan tanaman, antara lain Besi (Fe),
Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Boron (Bo), Molibdenum (Mo), Klorida (Cl), dan Seng
(Zn). Diantara
105 unsur yang ada di permukaan bumi, ternyata hanya 16 unsur yang mutlak
diperlukan tanaman untuk tumbuh dan berproduksi. Dan dari 16 unsur tersebut,
unsur N, P, dan K-lah yang diperlukan tanaman dalam jumlah yang besar, dan
merupakan faktor penting dan harus selalu tersedia bagi tanaman, karena
berfungsi sebagai proses metabolism dan biokimia sel tanaman. (Pohan, 2010).
II. Unsur N (Nitrogen)
Unsur hara
N termasuk unsur yang dibutuhkan dalam jumlah paling banyak sehingga disebut
unsur hara makro primer. Umumnya unsur Nitrogen menyusun 1-5% dari berat tubuh
tanaman. Unsur N diserap oleh tanaman dalam bentuk ion amonium (NH4+)
atau ion nitrat (NO3-) (Munir, 2016). Sumber unsur N
dapat diperoleh dari bahan organik, mineral tanah, maupun penambahan dari pupuk
organik.
Nitrogen (N) merupakan bagian tak
terpisahkan dari molekul klorofil dan karenanya suatu pemberian Nitrogen (N)
dalam jumlah cukup akan mengakibatkan pertumbuhan vegetatif yang subur dan
warna daun hijau gelap. Pemberian Nitrogen (N) yang berlebihan dalam lingkungan
tertentu dapat menunda fase generatif tanaman dan bahkan tidak terjadi sama
sekali. Secara fungsional, nitrogen juga penting sebagai penyusun enzim yang
sangat besar peranannya dalam proses metabolisme tanaman, karena enzimnya
tersusun dari protein. Nitrogen merupakan unsur amat mobil dalam tanaman yang
berarti bahwa protein fungsional yang mengandung Nitrogen (N) dapat terurai
pada bagian tanaman yang lebih tua, kemudian diangkut menuju jaringan muda yang
tumbuh aktif ( Tando, 2018)
Nitrogen
merupakan unsur hara makro yang merupakan bagian integral penyusun klorofil
sehingga bertanggung jawab terhadap proses fotosintesa (Munawar, 2011). N
berfungsi untuk menyusun asam amino (protein), asam nukleat, nukleotida, dan
klorofil pada tanaman, sehingga dengan adanya N, tanaman akan merasakan manfaat
sebagai berikut:
1. Membuat tanaman lebih hijau
2. Mempercepat pertumbuhan tanaman
(tinggi, jumlah anakan, jumlah cabang)
3. Menambah kandungan protein hasil
panen.
Bila tanah kurang mengandung Nitrogen
(N) tersedia, maka seluruh tanaman akan berwarna hijau pucat atau kuning
(klorosis). Hal ini dapat terjadi karena rendahnya produksi klorofil dalam
tanaman. Daun tertua lebih dahulu menguning karena Nitrogen (N) dipindahkan
dari bagian tanaman ini menuju ke daerah ujung pertumbuhan. Daun bagian bawah
tanaman yang mengalami defisiensi pada awalnya menguning dibagian ujung dan
gejala klorosisi cepat merambat melalui tulang tengah daun menuju batang. Daun
tepi dapat tetap hijau untuk beberapa saat. Bila defisiensi menjadi semakin
berat,
daun tertua kedua dan ketiga mengalami pola
defisiensi serupa dan daun tertua pada saat iru akan menjadi coklat sempurna.
Bila defisiensi Nitrogen (N) dapat dilacak pada awal pertumbuhan, maka dapat
diatasi dengan suatu penambahan pupuk yang mengandung Nitrogen (N) sedikit
pengaruh pada hasil panen (Sugito, 2012 dalam
Tando, 2018).
Tanaman yang kekurangan unsur hara N
akan menunjukkan gejala :
1. Seluruh tanaman berwarna pucat
kekuningan (klorosis) akibat kekurangan klorofil
2. Pertumbuhan tanaman menjadi kerdil,
jumlah anakan atau jumlah cabang sedikit
3. Perkembangan buah menjadi tidak
sempurna dan seringkali masak sebelum waktunya
4. Pada tahap lanjut, daun menjadi
kering dimulai dari daun pada bagian bawah tanaman.
III. UNSUR P (PHOSPHOR)
Unsur P
juga merupakan salah satu unsur hara makro primer sehingga diperlukan tanaman
dalam jumlah banyak untuk tumbuh dan berproduksi. Tanaman mengambil unsur P
dari dalam tanah dalam bentuk ion H2PO4-.
Konsentrasi unsur P dalam tanaman berkisar antara 0,1-0,5% lebih rendah
daripada unsur N dan K.
Keberadaan
unsur P berfungsi sebagai penyimpan dan transfer energi untuk seluruh aktivitas
metabolisme tanaman, sehingga dengan adanya unsur P maka tanaman akan merasakan
manfaat sebagai berikut:
1. Memacu pertumbuhan akar dan
membentuk sistem perakaran yang baik
2. Menggiatkan pertumbuhan jaringan
tanaman yang membentuk titik tumbuh tanaman
3. Memacu pembentukan bunga dan
pematangan buah/biji, sehingga mempercepat masa panen
4. Memperbesar persentase terbentuknya
bunga menjadi buah
5. Menyusun dan menstabilkan dinding
sel, sehingga menambah daya tahan tanaman terhadap serangan hama penyakit.
Posfor diperlukan dalam pembentukan ATP
dan energi yang dihasilkan dari ATP tersebut berperan penting dalam penyerapan
unsur hara lain seperti P, K dan Cu. Hal ini disebabkan karena penyerapan hara
tersebut berlangsung melalui proses difusi, dimana pergerakan hara dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah membutuhkan energi ATP
Unsur P juga berperan dalam
penyimpanan dan pemindahan energi merupakan fungsi terpenting karena hal ini
mempengaruhi berbagai proses lain dalam tanaman. Kehadiran P dibutuhkan untuk
reaksi biokimiawi penting seperti : pemindahan ion, reaksi fotosisntesi dan
glikolisis. (Mas’ud, 1993)
Tanaman yang kekurangan unsur hara P
akan menunjukkan gejala :
1. Pertumbuhan tanaman menjadi kerdil
2. Sistem perakaran kurang berkembang
3. Daun berwarna keunguan atau
kemerahan
4. Pembentukan bunga/ buah/ biji
terhambat sehingga panen terlambat
5. Persentase bunga yang menjadi buah
menurun karena penyerbukan tidak sempurna.
IV. UNSUR K (KALIUM)
Kalium merupakan unsur makro seperti
nitrogen dan fosfor. Dalam proses pertumbuhan tanaman, unsur K merupakan salah
satu unsur hara makro primer yang diperlukan tanaman dalam jumlah banyak juga,
selain unsur N dan P. Unsur K diserap tanaman dari dalam tanah dalam
bentuk ion K+. Kandungan unsur K pada jaringan tanaman sekitar 0,5 -
6% dari berat kering.
Unsur K merupakan elemen utama esensial yang
terlibat dalam mempertahankan status air tanaman dan tekanan tugor sel yaitu
berperan dalam mengatur membuka dan menutup stomata. Kalium diperlukan dalam
akumulasi dan translokasi karbohidrat yang baru terbentuk (Jones et al.,
1991 dalam Fi’liyah et al., 2016 )
Unsur K mempunyai fungsi yang sangat penting pada
proses fisiologis tanaman seperti aktifitas enzim, pengaturan sel turgor,
fotosisntesis, transport hasil fotosintesis, transfort hara dan air, serta
metabolisme pati dan protein. Disamping itu unur K juga berfungsi dalam
permeabilitas dinding sel tanaman. Apabila tanaman kekurangan unsur K akan
dapat menurunkan kekuatan batang dan ketahanan tanaman terhadap serangan hama
dan penyakit (Sanyal dan Dhar, 2006 Rahardjo, 2012)
Tanaman yang kekurangan unsur hara
Kalium akan menunjukkan gejala yang mirip dengan kekurangan unsur N, yaitu: dalam
1.Pertumbuhan tanaman menjadi kerdil
2.Seluruh tanaman berwarna pucat
kekuningan (klorosis). Bedanya dengan kekurangan unsur N, gejala kekurangan
unsur K dimulai dari pinggir helai daun sehingga terlihat seperti huruf V
terbalik.
DAFTAR PUSTAKA
Admaja, Ida Stya Wahyu. 2017.
Pengaruh Uji Minus One Test Pada Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Mentimun. Jurnal
Logika. 19(1) : 63 – 68.
Astuti, Puji. 2018. Unsur Hara
Kebutuhan Tanaman. https://pertanian.
pontianakkota. go.id /artikel. html. diakses 15 November 2019.
Fi’liyah., Nurjaya., Syekhfani.
Pengaruh Pemberian Pupuk KCL Terhadap N, P, K Tanah dan Serapan Tanaman Pada
Inceptisol Untuk Tanaman Jagung di Situ Hilir, Cibungbulang, Bogor. Jurnal
Tanah dan Sumberdaya Lahan. 3(2) : 329-337.
Mas,ud,
P. 1993. Telaah Kesuburan Tanah . Angkasa. Bandung.
Munir, M. Syahrul. 2016. Klasifikasi
Kekurangan Unsur Hara N, P, K Tanaman Kedelai Berdasarkan Fitur Daun
Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan. Tesis. Program Magister Bidang Keahlian
Jaringan Cerdas Multimedia. Jurusan Teknim Elektro. Fakultas Teknologi Sepuluh
Nopember. Surabaya.
Pohan,
I. 2010. Panduan lengkap kelapa sawit. Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga
Hilir. ISBN 979-489-995-X. Penebar Swadaya. Jakarta. 411 hlm.
Rahardjo,
Mono. Pengaruh Pupuk K terhadap Pertumbuhan, Hasil dan Mutu rimpang Jahe Muda
(Zingiber officinale Rocs). Jurnal Littri. 18 (1) : 10 – 16.
Tando, E. 2018.
Review : Upaya Efisiensi dan Peningkatan Ketersediaan Nitrogen Dalam Tanah
Serta Serapan Nitrogen Pada Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.). Buana Sains.
18(2) : 171 – 180
Komentar
Posting Komentar