TEKNIK MUTASI UNTUK PEMULIAAN
I.
PENDAHULUAN
Mutasi
merupakan
salah satu teknik yang telah dikembangkan secara luas
sebagai upaya untuk meningkatkan keragaman genetic tanaman
untuk mendapatkan sifat baru sebagai sarana untuk perbaikan
genetic tanaman, terutama pada tanaman yang selalu diperbanyak
secara vegetative sehingga keragaman genetiknya rendah atau
untuk mendapatkan karakter baru dimana sifat tersebut
tidak dijumpai pada gene poll yang ada.
Yang
disebut mutasi adalah perubahan materi
genetik pada makluk hidup yang terjadi secara tiba-tiba dan secara
acak serta diwariskan. Mutasi yang terjadi dapat
diwariskan dan dapat kembali normal (epigenetik). Mutasi dapat terjadi
secara alami maupun sengaja di induksi untuk tujuan tertentu untuk
perbaikan genetic tanaman. Mutasi alami dapat terjadi disebabkan
adanya sinar surya, maupun energi listrik seperti
petir. Mutasi buatan untuk tujuanpemuliaan tanaman dapat dilakukan dengan
memberikanmutagen.
Dalam bidang pemuliaan tanaman teknik
mutasi dapat meningkatkan keragaman genetik tanaman sehingga memungkinkan
pemulia melakukan seleksi genotip tanaman sesuai dengan tujuan pemuliaan yang
dikehendaki. Mutasi induksi dapat dilakukan pada tanaman dengan perlakuan bahan
mutagen tertentu terhadapt organ reproduksi tanaman seperti biji , stek batang
, serbuk sari, akar (rizoma) , kultur jaringan dan sebagainya.
Mutagen
yang dapat digunakan untuk mendapatkan mutan ada
dua golongan yaitu mutagen Õsik dan mutagen kimia. Yang
termasuk dalam mutagen Õsik antara lain sinar x, sinar gamma dan
sinar ultra violet. Yang termasuk dalam mutagen kimia
antara lain Ethyl Methan Sulfonat, Diethyl sulfat, Ethyl Amin dan
kolkisin.
Pemuliaan dengan menggunakan teknik
mutasi radiasi dilakukan dengan cara memanfaatkan radiasi gamma yang dihasilkan
oleh sumber radiasi Co-60 di dalam fasilitas iradiator. Radiasi gamma yang
dipancarkan ke sampel benih tanaman pangan yang akan diperbaiki sifatnya (misal
gabah pada tanaman padi) akan menimbulkan efek mutasi radiasi genetik pada benih
tersebut, mengubah sifat asli yang dimilikinya secara random. Secara teknis
penyinaran radiasi gamma dapat dianalogikan dengan mudah seperti penyinaran
benda di bawah sinar lampu. Selama penyinaran, produk tidak bersentuhan
langsung dengan lampu (sebagai sumber radiasi) dan hanya energi sinarnya yang
sampai dan menembus produk serta menyebabkan mutasi genetik. Prosedur ini tidak
menyebabkan produk menjadi terkontaminasi radiasi maupun tidak menjadi
radioaktif, sehingga produk pangan tidak mengandung radiasi.
Pemuliaan dengan teknik mutasi
radiasi dilakukan melalui penentuan dosis radiasi efektif. Dosis yang digunakan
dalam penelitian umumnya pada rentang 0 - 500 Gray, dan pada beberapa
penelitian terbukti dosis efektif antara 200-300 Gray. Proses penyinaran dapat dilakukan
pada benih/biji, stek pucuk, kalus, suspense sel (pada teknik kultur jaringan)
atau protoplas, tergantung pada jenis tanaman yang akan dimuliakan.
Kelebihan dari teknik mutasi radiasi
dibandingkan pemuliaan dengan teknik lainnya adalah teknik ini dapat difokuskan
untuk memperbaiki beberapa sifat tanaman saja tanpa mengubah sebagian besar
sifat tanaman induk aslinya yang sudah disukai. Karena tidak banyaknya sifat
tanaman yang berubah, maka pemuliaan mutasi radiasi akan memerlukan waktu relatif
lebih cepat dalam proses pemurnian galur (calon varietas) dibandingkan teknik
pemuliaan lain seperti persilangan tanaman. Sebagai contoh, tanaman padi Pandan
Wangi yang legendaris dari Cianjur yang memiliki sifat unggul berupa rasa dan
aroma yang khas namun memiliki kelemahan pada usia tanaman yang panjang. Maka
pemuliaan mutasi pada tanaman Pandan Wangi dapat difokuskan pada perubahan usia
tanamnya saja, tanpa perlu mengubah sifat rasa dan aroma yang khas. Hal ini
terbukti efektif hingga mampu dihasilkan tanaman padi Pandan Puteri yang
memiliki sifat rasa dan aroma relatif sama dengan Pandan Wangi, namun memiliki
usia tanam yang jauh lebih singkat sehingga menguntungkan petani.
Apakah produk pangan (beras, kedelai,
atau kacang-kacangan) ini aman untuk dikonsumsi ? Produk pangan seperti beras,
kedelai atau kacang-kacangan dari tanaman mutasi radiasi yang telah dilepas
sebagai varietas oleh Kementerian Pertanian sangat aman dikonsumsi dan tidak
memiliki perbedaan dengan produk tanaman pangan lain.
Asumsi yang banyak muncul di
masyarakat bahwa produk ini mengandung radiasi adalah salah, sebab proses iradiasi
hanya digunakan pada benih induk tanaman yang dilakukan hanya sekali pada awal
penelitian dan menggunakan teknik penyinaran radiasi yang tidak menyebabkan
benih menjadi radioaktif (atau mengandung radiasi). Produk tanaman pangan
mutasi radiasi tidak mengandung radiasi yang diakibatkan dari penyinaran
radiasi pada benih induknya. Proses penyinaran radiasi dilakukan dengan
prosedur proteksi radiasi yang berlaku secara internasional di bawah pengawasan
FAO dan IAEA.
Hingga saat ini Indonesia telah
menghasilkan 43 varietas tanaman pangan dengan menggunakan teknik mutasi radiasi
dengan kelebihan pada produktivitas tinggi (hasil panen lebih banyak), usia
tanam yang lebih pendek (genjah), ketahanan terhadap hama penyakit lebih baik,
adaptasi terhadap kondisi perubahan iklim lebih baik serta beberapa sifat
unggul lainnya. Varietas tanaman pangan yang telah dihasilkan dengan teknik
mutasi radiasi di Indonesia diantaranya pada tanaman padi, kedelai, kacang
tanah, kacang hijau, sorgum, pisang serta tanaman hias bunga. Seluruh varietas
yang telah diserti¦kasi oleh Kementerian Pertanian ini telah banyak digunakan
oleh petani di Indonesia, melengkapi upaya penyediaan benih tanaman pangan
unggul bagi petani untuk meningkatkan produksi tanaman pangan nasional.
Capaian rerata yang baik di beberapa
lokasi menunjukkan beberapa varietas padi dapat mencapai produktivitas rerata
sekitar 8 hingga 9 ton per hektar, diatas rerata produksi padi nasional yang
berada dikisaran 6 hingga 7 ton per hektar. Bahkan salah satu contoh baik di
Kota Semarang, salah satu kelompok tani mitra binaan Pemerintah. Daerah
setempat dapat menghasilkan padi Sidenuk dengan produksi mencapai 12 ton per
hektar.
Perakitan
varietas baru melalui mutasi telah berkembang
luas, negara paling banyak menghasilkan varietas baru adalah
Asia, Amerika, Eropa, diikuti Rusia, Belanda dan Jepang.
Adapun tanaman pangan paling banyak dikembangkan adalah pada
padi. Pada tanaman hortikultura seperti tanaman hias
pengembangan varietas baru hasil mutasi menduduki jumlah
terbanyak, karakter baru yang diperoleh antara lain mutu hasil,
rasa, warna dan ukuran serta toleransi terhadap cekaman
biotik maupun abiotik..
Induksi
mutasi menggunakan iradiasi menghasilkan mutan paling
banyak (sekitar 75%) biladibandingkan menggunakan perlakuan lainnya seperti
mutagen kimia.
Keuntungan menggunaan sinar gamma adalah dosis yang digunakan
lebih akurat dan penetrasi penyinaran ke dalam sel bersifat
homogen. Sedangkan keuntungan menggunakan mutagen
kimia adalah laju mutasinya tinggi, dan didominasi mutasi
titik.
Perubahan
yang ditimbulkan karena pemberian mutagen
baik Õsik maupun kimia dapat terjadi pada tingkat genom,
kromosom, dan DNA. Mutasi dibedakan menjadi mutasi kecil
(mutasi gen) dan mutasi besar (mutasi kromosom). Mutasi kecil
adalah perubahan yang terjadi pada susunan molekul gen (DNA),
sedangkan lokus gennya tetap. Mutasi jenis ini menimbulkan
alela. Sedangkan mutasi besar adalah perubahan yang
terjadi pada struktur dan susunan kromosom. Mutasi gen disebut
juga mutasi titik. Mutasi ini terjadi karena perubahan urutan basa
pada DNA atau dapat dikatakan sebagai perubahan nukleotida
pada DNA.
II.
JENIS-JENIS MUTASI
A.
MUTASI GEN
Mutasi gen terjadi karena perubahan pada struktur
primer dari DNA. Mutasi gen dapat terjadi karena subtitusi, tambahan ataupun
hilangnya satu atau lebih basa-basa di dalam sebuah molekul DNA dan merupakan
perubahan sekuen nukleotida pada gen yang menghasilkan perubahan asam amini
dan produk protein mutan. Mutasi gen juga didefinisikan sebagai perubahan
satu bentuk alel menjadi bentuk alel lainnya. Mutasi gen digolongkan ke dalam dua kategori yanitu
microlessions dan macrolesions, yang dicirikan oleh adanya basa pada DNA. Ada
empat tipe perubahan basa : 1) Transisi,
yaitu penggatian satu basa purin dengan satu purin atau penggantian satu basa
pirimidin dengan pirimidin. 2) Transversi,
yaitu penggatian satu basa pirimidin oleh basa purin atau sebaliknya. 3) Delesi,
yaitu pasangan basa tertentu menghilang sehingga terjad susunan nucleotide
yang berbeda. 4) Invesri
pasangan basa, yaitu perubahan orientasi susunan pasangan basa.
B. MUTASI KROMOSOM
Perubahan struktur kromosom mengakibatkan kerusakan bentuk
kromosom yang disebut aberasi. Beberapa peristiwa perubahan struktur
kromosom, antara lain seperti berikut.
1. Inversi Inversi merupakan mutasi yang terjadi karena perubahan letak gen akibat terpilinnya kromosom pada saat meiosis sehingga terbentuk kiasma. Tipe kelainan kromosom ini sulit diidentifikasi secara visual. Pada peristiwa inversi, urutan gen menjadi terbalik yang disebabkan karena kromosom pecah menjadi dua bagian, bagian tengahnya menyisip kembali dalam urutan terbalik. |
Berdasarkan
letak sentromernya, inversi dapat dibedakan seperti berikut. a. Inversi
Perisentrik Inversi
ini terjadi karena dua bagian yang patah terletak pada lengan kromosom yang
berlainan sehingga sentromer terdapat di antara dua bagian yang patah. b. Inversi Parasentrik Inversi
ini terjadi karena dua bagian yang patah terletak pada satu lengan kromosom.
2. Translokasi Translokasi adalah peristiwa perpindahan potongan kromosom menuju kromosom lain yang bukan homolognya. Translokasi dapat menyebabkan kromosom yang terjadi lebih panjang atau lebih pendek dari sebelumnya. |
Pada waktu meiosis, salah satu gamet dapat menerima sepotong kromosom ekstra (tambahan). Jika gamet ini terlibat dalam fertilisasi, maka zigot akan memiliki sepotong kromosom ekstra seperti pada trisomi. Gamet yang dihasilkan dari meiosis dalam sel pada Gambar diatas ada kemungkinan dapat hidup meskipun mengandung kromosom translokasi. Seseorang yang tumbuh dari gamet tersebut disebut pembawa (carrier) translokasi. |
Ada beberapa macam peristiwa
translokasi antara lain:
a) Translokasi
Homozigot Translokasi homozigot adalah
pertukaran segmen kedua kromosom homolog dengan segmen kedua kromosom yang
bukan homolognya.
b)
Translokasi Heterozigot Pada translokasi ini terjadi
pertukaran satu segmen kromosom ke satu segmen kromosom yang bukan
homolognya.
c)
Translokasi Resiprok Translokasi resiprok terjadi apabila terdapat dua patahan pada dua ujung yang bukan homolognya masing-masing di satu tempat. Patahan kromosom akan menyambung kembali tapi bertukar tempatnya. |
d) Translokasi
Robertson Translokasi Robertson terjadi apabila kromosom-kromosom akrosentris yaitu kromosom-kromosom dengan sentromer pada satu ujung sehingga kromosom yang sesungguhnya hanya mempunyai satu tangan, menyatu pada sentromer membentuk kromosom-kromosom metasentris. |
Berbagai peristiwa translokasi akan menjadikan individu
menjadi semisteril, ada separo zigot tidak terjadi. Peristiwa-peristiwa
translokasi dapat dijumpai pada kehidupan sehari-hari, di antaranya: a)
biji pada tongkol jagung, ada yang
sebagian normal dan ada juga yang sebagian tidak normal. b)
terjadinya mongolisme translokasi
3. Duplikasi Duplikasi merupakan peristiwa penambahan dan penggandaan patahan kromosom dari kromosom lain yang sehomolog. |
Peristiwa duplikasi ini dapat dijumpai pada kehidupan di antaranya dapat ditemukan pada fragile X sindrom yang menyebabkan kemunduran pada mental. Selain itu dapat ditemukan pula pada mutasi-mutasi bar dalam Drosophilla melanogaster yang mengakibatkan kelainan struktur mata yang disebabkan oleh duplikasi suatu daerah dalam kromosom X yang diperlihatkan oleh pola barik dari kromosom politen. |
4. Delasi Delesi merupakan peristiwa pengurangan suatu kromosom akibat sebagian kromosom pindah pada kromosom lain, karena adanya patahan. Salah satu sindrom pada manusia yang disebabkan oleh delesi yaitu sindrom cri-du-chat. |
5. Isokromosom Isokromosom merupakan mutasi kromosom yang terjadi pada waktu menduplikasikan diri. Kondisi ini bertentangan dengan translokasi Robertson. |
6. Katenasi Katenasi merupakan peristiwa saling menempelnya ujung-ujung kromosom yang saling berdekatan sehingga membentuk lingkaran. Hal ini dimulai dari patahnya kromosom di dua tempat, kemudian bagian yang patah tersebut lepas dan saling mendekat. Peristiwa katenasi ini biasanya didahului dengan translokasi. |
DAFTAR PUSTAKA
Newa, Jackobus Jack. 2019. Teknologi
Pemuliaan Tanaman dengan Teknik Mutasi Radiasi. https://akurat.co/iptek/id-568126-read-teknologi-pemuliaan-tanaman-dengan-teknik-mutasi-radiasi.
diakses 10 Oktober 2019
FARHAN, ARIFIANDI. Mutasi Dalam Pemuliaan
Tanaman. http: // solarmusik. blogspot.Com /2011
/12/mutasi-dalam-pemuliaan-tanaman.html. diakses 10 Oktober 2019
Pardal, Saptowo, J. Teknik Mutasi untuk Pemuliaan Tanaman. 2014. http://biogen.litbang.pertanian.go.id/2014/05/teknik-mutasi-untuk-pemuliaan-tanaman/. diakses 10 Oktober 2019.
Rustikawati, Atra Romeida dan Eko Supriyono. 2011. Seleksi Muatan Iradiasi Sinar Gamma Dalam Rangka Perakitan Kultivar Unggul Jagung Tenggang Kemasaman. Laporan Hasil Penelitian Hibah Bersaing Lanjutan Tahun Anggaran 2011. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
Komentar
Posting Komentar